Saat ini kaum muslimin sedang dihadapkan pada
persoalan besar, diantaranya syubhat, syahwat, penyimpangan faham keagamaan,
perpecahan dan lain-lain. Cobaan-cobaan tersebut silih berganti menghempas,
menggoyahkan dan menggerogoti iman. Tidak mustahil seorang muslim selanjutnya
membelot, bahkan murtad dari keislamannya. Berikut ini kami uraikan 15 petunjuk
yang bersumber dari Al Qur'an dan Al Hadits yang dapat dijadikan sandaran dalam
memelihara keteguhan iman kita. Bagian pertama dari dua tulisan.
1. Akrab dengan Al Qur'an
Al Qur'an merupakan petunjuk utama untuk mencapai tsabat (keteguhan iman). Al Qur'an merupakan penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Barangsiapa berpegang teguh dengan Al Qur'an, niscaya Allah akan memeliharanya, barangsiapa mengikuti Al Qur'an, niscaya Allah akan menyelamat-kannya dan barangsiapa menyeru kepada Al Qur'an, niscaya Allah akan menunjukinya ke jalan yang benar.
Al Qur'an merupakan petunjuk utama untuk mencapai tsabat (keteguhan iman). Al Qur'an merupakan penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Barangsiapa berpegang teguh dengan Al Qur'an, niscaya Allah akan memeliharanya, barangsiapa mengikuti Al Qur'an, niscaya Allah akan menyelamat-kannya dan barangsiapa menyeru kepada Al Qur'an, niscaya Allah akan menunjukinya ke jalan yang benar.
Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan bahwa
diturunkannya Al Qur'an secara berangsur-angsur adalah untuk meneguhkan hati
para hambaNya, sebagaimana firman Allah tatkala mem-bantah tuduhan kaum kuffar,
"Orang-orang kafir berkata: Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya
dan Kami mem-bacakannya secara tartil." (Al Furqan : 32)
Diantara alasan mengapa Al Qur'an sebagai
sumber utama untuk mencapai tsabat, karena Al Qur'an menanamkan keimanan dan
mensucikan jiwa seseorang, diturunkan untuk menen-teramkan hati manusia dan
sebagai benteng bagi orang mukmin dalam menghadapi hempasan fitnah. Al Qur'an
juga membekali muslim dengan konsepsi serta nilai yang dijamin kebenarannya,
sehingga dia mampu menilai sesuatu dan menimbang sesuatu secara proporsial dan
benar.
2. Iltizam dengan Syari'at Islam
Allah berfirman: "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan nasehat yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An Nisa : 66)
Allah berfirman: "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan nasehat yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An Nisa : 66)
Jelas sekali, tidak mungkin kita
mengharapkan orang-orang yang malas dan tidak melakukan amal shalih dapat
memiliki keteguhan iman. Allah hanya akan menunjukkan kepada orang yang beriman
dan mengamalkannya, jalan yang lurus. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam dan para shahabat senantiasa melakukan amal shalih dan
menjaganya secara terus-menerus. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memelihara shalat dua belas raka'at (sunnat
rawatib), niscaya ia dijamin masuk surga." (At Tirmidzi 2/273)
3. Mempelajari Kisah Para Nabi
Tentang pentingnya mempelajari kisah para Nabi, Allah berfirman, "Dan Kami ceritakan kepadamu cerita para Rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu." (Hud : 120)
Tentang pentingnya mempelajari kisah para Nabi, Allah berfirman, "Dan Kami ceritakan kepadamu cerita para Rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu." (Hud : 120)
Mari kita renungkan kisah Nabiyullah Ibrahim
Alaihis Salam tatkala dilemparkan ke dalam api. Ibnu Abbas berkata: Ucapan
terakhir Ibrahim ketika akan dilemparkan ke dalam api adalah, "Cukuplah
Allah sebagai penolongku, Dia adalah sebaik-baik pelindung." (Al Fath
: 29)
Seandainya Anda merenungi firman Allah di
atas, tidakkah Anda merasakan adanya tsabat yang meresap ke dalam jiwa Anda?
Dalam kisa Musas Alaihis Salam, Allah berfirman: "Maka setelah kedua
golongan itu saling melihat, berkatalah para pengikut Musa: Sesung-guhnya kita
akan benar-benar tersusul. Musa menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul,
sesungguhnya Rabbku bersama-ku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku."
(Asy Syu'ara : 61-62)
Bila Anda bayangkan bahwa kisah tersebut terjadi
di hadapan Anda, tidakkah Anda merasakan tsabat di dalam hati Anda?
4. Berdoa
Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah selalu memohon kepadaNya agar diberi keteguhan iman, seperti doa yang tertulis dalam firman Allah: "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami." (Ali Imran : 250)
Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah selalu memohon kepadaNya agar diberi keteguhan iman, seperti doa yang tertulis dalam firman Allah: "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami." (Ali Imran : 250)
Agar hati tetap teguh, maka Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan doa berikut ini, "Wahai
Dzat pembolak-balik hati, teguhkanlah hatiku pada agamaMu." (HR. At
Tirmidzi)
5. Berdzikir kepada Allah
Dzikir kepada Allah adalah amalan yang paling ampuh untuk mencapai tsabat. Karena pentingnya dzikir ini, Allah memadukan antara dzikir dengan jihad sebagaimana dalam firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya." (Al Anfal : 45)
Dzikir kepada Allah adalah amalan yang paling ampuh untuk mencapai tsabat. Karena pentingnya dzikir ini, Allah memadukan antara dzikir dengan jihad sebagaimana dalam firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya." (Al Anfal : 45)
Dalam ayat tersebut Allah menjadikan
dzikrullah sebagai amalan yang baik untuk mencapai tsabat dalam jihad.
Nabiyullah Yusuf Alaihis Salam pun memohon bantuan untuk mencapai tsabat dengan
dzikrullah saat dirayu oleh seorang perempuan cantik yang mempunyai kedudukan
tinggi. Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada
orang-orang beriman.
No comments:
Post a Comment