MUHAMMAD TAUFIQUR RAHMAN, S.Pd.I
Pendidikan
di Indonesia merupakan pendidikan yang paling sulit di dunia bagaimana tidak,
banyak hal yang menjadi problem di Indonesia, negeri yang mempunyai ribuan
pulau, ratusan suku ras, berbagai macam bahasa tentunya ini juga menjadi factor
sulitnya pendidikan di Negara ini.
Sebenarnya
ada banyak sekali faktor Yang menyebabkan baik buruknya sector pendidikan di Indonesia
ini di mulai dari factor eksternal sampai factor internal yang mempengaruhnya.
beberapa
contoh problem pendidikan yang ada di Indonesia
yaitu
1.
Para guru yang mempunyai kualitas
buruk.
Sudah
bukan menjadi rahasia lagi bahwa banyak penerimaan guru di Indonesia ini tidak
menyeleksi secara signifikan. Banyak dari guru tersebut masuk menjadi pns
maupun swasta dengan cara menyuap atau membayar kepada oknum-oknum tertentu.
Dan
ini tidak terjadi hanya kepada beberapa daerah saja, namun sudah menjadi candu,
virus yang merata disetiap daerah otonom di Indonesia.
Guru-guru
tersebutlah yang akan membuat kualitas buruk bagi tenaga pendidikan pahlawan
tanpa tanda jasa tersebut. Penyeleksian yang tidak serius, kasus suap menyuap
ini sudah mengotori jiwa suci pahlawan dalam duni pendidikan
2.
Kerancuan kurikulum di Indonesia
Ini
adalah problem yang sudah lama terjadi di Indonesia. Hampir setiap pergantian
menteri dapat dipastikan kurikulum pun ikut berganti. Sehingga banyak terdesus
di telinga masyarakat bahwa ini hanyalah proyek belaka agar mereka bisa
korupsi, wallahu a’alam.
Dengan
berganti-gantinya kurikulum ini sangat membingungkan para guru sebagai praktisi
pendidikan. Waktu mereka hanya dihabiskan dengan mempelajari kurikulum-kurikulum
yang baru. padahal selama ini hasilnya nihil, malah semakin hancur kualitas
siswa di Indonesia ini.
Bergantinya
kurikulm ini dengan alasan perkembangan iptek padahal tidak sedikit kurikulum
di luar negri yang sama sekali tidak memerlukan perubahan kurukulum.
3.
Pemerataan pendidikan dan Sarana-prasarananya
Masalah pemerataan
memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah
memperoleh kesempatan belajar pada tingkat dasar, dengan itu mereka akan memiliki bekal dasar berupa
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti
perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa. Dengan demikian mereka
tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh
karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan
pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam
pembangunan, maka setelah upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan
juga upaya pemerataan sarana dan prasarana pendidikan.
Kalau kita bandingkan sekolah di kota dengan di desa maka
kita akan melihat perbedaan yang signifikan sangat jelas perbedaanya. Di kota
sekolah lebih bagus dan lengkap di bandingkan di desa yang pelosok semisal
papua, Maluku, NTB, Ambon dll. Inilah salah satu penyebab pendidikan Indonesia bermasalah
karena mereka kurang nyaman ketika belajar sehingga mereka lebih suka bermain
dari pada di sekolah yang tidak sama sekali membuat mereka berminat untuk masuk
kedalamnya. Dengan prasarana yang lengkap juga akan membantu bagi guru untuk
lebih mudah menerangkan pelajaran kepada para siswa.
4.
Moral siswa yang rusak
Ini
adalah problem yang baru-baru ini menjadi tugas penting bagi para guru. Bagaimana
tidak menjadi tugas yang paling besar jikalau kita liat berita zaman ini banyak
anak-anak smp sudah berani melakukan tindakan asusila bahkan pembunuhan. Kasus eno
parinah ini adalah salah satu contoh dari kebobrokan anak-anak sekarang. Seharusnya
kasus ini tidak terjadi di Indonesia yang notabene adat istiadatnya lebih
cenderung ketimuran.
Dan
tidak hanya kasus asulila dan pembunuhan tapi ada masalah yang sudah lama belum
terselsaikan yaitu anak-anak yang suka tawuran. Ini adalah beberapa contoh
rusaknya siswa sekarang.
Beberapa
solusi yang dapat penulis tawarkan yaitu
1.
Mungkin kasus suap menyuap antara
oknum pns dengan oknum calon pns ini sudah sulit untuk di hilangkan karena
sudah menjadi system sudah sangat akut sekali tidak bisa di hapuskan. Olehkarena
itu cara yang paling baik adalah meregenerasi sdm yang ada yaitu dengan cara kita
sebagai pendidik harus lebih menanamkan jiwa kejujuran, jiwa ketakwaan kepada
anak didik agar mereka kelak tidak akan melakukan perbuatan tersebut. Dan akan menjadi
guru dengan kemampuan inteligensi mereka sendiri. Cara yang lain yaitu dengan
memperketat lagi system penyeleksian guru agar system tidak teledor dalam
menyeleksi calok pencetak generasi bangsa. Bisa kita bayangkan bagaimana
jadinya murid-murid jikalau pencetaknya saja tidak berkualitas. Ini akan
menjadi mudhorot yang besar bagi dunia pendidikan.
Demikian pula
dalam mengatasi ketiadaan tenaga pendidik yang berkualitas dan yang
profesional, perlu merekrut sebanyak-banyaknya tenaga – tenaga dari lulusan
lembaga pendidikan dengan keharusan memiliki kecakapan menguasahi ilmu-ilmu
yang di perlukan bagi pembuatan standard kualitas minimal, tenaga yang
menguasai ilmu-ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan menejement pendidikanyang
dapat membawa perubahan ke arah yang lebih maju.
2.
Memang tidak dapat dipungkiri
bahwa sekarang sangat cepat dalam perkembngan iptek, namun kita harus focus dalam
pengembangan SDM dahulu sebagaimana qoulul hikmah al mudarrisu khoiru minal
maaddah guru itu lebih penting dari apapun, kemudian setelah SDM dirasa
mampu dengan kurikulum yang baru setelah itu kurikulum boleh digulirkan. Banyak
kurikulum sekarang ini penerapanya kurang maximal diakrekan kurang siapnya guru
dalam menerima kurikulum yang baru sehingga ini akan berdampak tehadap anak
didik juga.
3.
Dalam pemerataan pendidikan dan
sarananya kami harapkan bagi para penguasa otonom daerah untuk lebih
memperhatikan daerahnya masing-masing. Karena pendidikan di setiap daerah ini
semua menjadi tanggung jawab penguasa daerah. Jikalau masih kekurangan guru
maupun sarana maka dapat segera membuat proposal untuk diajukan di pemerintah
pusat. Anggaran untuk pendidikan di Indonesia sangat besar maka tidaklah
mungkin jikalau pemerintah daerah mengajukan proposal tidak akan diberi anggaran
dari pusat. Harus diingat bahwa ”Tiap-tiap
warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid
suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan
pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi” maka sudah menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah untuk lebih memperhatikan nasib anak-anak di daerah masing-masing.
4.
Dalam penenaman moral seharusnya
tidak menjadi tanggung jawab guru agama saja dan PKN saja namun tugas ini harus
diemban oleh seluru guru, karena pendidikan moral tidak boleh hanya dipusatkan
pada pelajaran agama saja, semua pelajaran harus mengajarkan kebaikan, kebaikan
akhlak begitu juga pelajaran keagamaan tidak mengajarkan moral saja tapi juga
mengajarkan ilmu-ilmu eksak yang lain sehingga setiap pelajaran akan membentuk
integritas keilmuan yang dapat membuat anak semakin pintar tidak dalam hal
kognitif saja tapi juga mencakup semua aspek-aspek pendidikan.
Dan
pada akhirnya, problematika pendidikan di Indonesia ini seharusnya tidak
menjadi tugas guru saja melainkan menjadi tugas tanggung jawab bersama karena
berawal dari pendidikan ini lah generasi-generasi bangsa ini dibentuk. Baik buruknya
sebuah Negara sangat ditentukan bagaimana pendidikan di Negara tersebut
berjalan.
No comments:
Post a Comment