Friday, 30 October 2015

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI



PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI


                                           MUHAMMAD TAUFIQUR RAHMAN, S.Pd.I.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kurikulum sampai sekarang ini, masih mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam dunia pendidikan, bahkan bisa dikatakan bahwa kurikulum memegang kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan, hal ini berkaitan dengan tujuan, isi, dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan kualitas dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional.[1] Semua orang berkepentingan dengan kurikulum, sebab semua pendidik dan orang tua, sebagai warga masyarakat, sebagai pemimpin formal ataupun informal selalu mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak, pemuda, dan generasi muda yang lebih baik, lebih cerdas, lebih berkemampuan. Kurikulum mempunyai andil yang cukup besar dalam melahirkan harapan tersebut.
Oleh karena itu, program pendidikan harus dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan diorentasikan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang dan akan terjadi. Oleh karena itu, kurikulum sekarang harus dirancang oleh guru bersama-sama masyarakat pemakai.
Sehingga dalam merancang kurikulum yang demikian hebat, guru harus memiliki peranan yang amat sentral. Oleh karena itu pula, kompetensi manajemen pengembangan kurikulum perlu dimiliki oleh setiap guru di samping kompetensi teori belajar.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian pengembangan kurikulum PAI?
2.         Apa hakekat pengembangan kurikulum PAI?
3.         Apa fungsi pengembangan kurikulum PAI?
4.         Apa tujuan pengembangan kurikulum PAI?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum Pendidikan Agama Islam
1.    Pengertian Kurikulum
Sebelum mengkaji lebih jauh tentang pengertian pengembangan kurikulum PAI, perlu dikemukakan terlebih dahulu apa itu kurikulum. Kata “Kurikulum”berasal dari kata Yunani yang semula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni  jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari star hingga finish. Jarak dari star sampai finish ini kemudian yang disebut dengan currere.[2]
Sementara itu menurut Oemar Hamalik bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil kompetensi dasar dan tujuan pendidikan nasional.[3]
Sebagai perbandingan, ada baiknya kita kutip pula pendapat lain seperti yang dikemukakan oleh Romine (1954). Pandangan ini dapat digolongkan sebagai pendapat yang baru (modern), yang dirumuskan sebagai berikut :
Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not[4]
Dari pemahamn mengenai kurikulum, penulis dapat mendeskripsi-kan secara spesifik bahwa:
1.    Kurikulum merupakan maksud dan rencana bukan aktivitas
2.    Kurikulum berisi berbagai maksud. Misalnya, hal apa yang dipelajari peserta didik untuk bisa berkembang, ada alat evaluasi untuk menilai hasil kegiatan belajar.
3.    Kurikulum merupakan suatu sistem, yakni adanya seperangkat komponen (tujuan, isi, proses belajar mengajar dan lain-lain ) yang bersifat satu kesatuan yang erat.
4.    Kurikulum memiliki prediksi dan jangkauan ke depan, maksudnya isi kurikulum menggambarkan adaya upaya antisipasi berbagai kebutuhan anak didik dan persiapan masa depan anak didik.

2.    Pengertian Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan Islam memiliki misi untuk menjabarkan pesan kitab suci (wahyu ilahiyah) dan sunnah Nabi  serta realitas empirik yang mewadahinya agar dapat membenahi kualitas hidup manusia ke arah lebih baik. Suatu misi (risalah) kemanusiaan yang sangat mulia dalam rangka membentuk sikap mental lulusan yang berperadaban dan menjunjung tinggi nilai insan Islami.
Kurikululm dalam Pendidikan Islam, menurut O.M.T Syaibany, merupakan suatu jalan terang yang dilalui pendidik terhadap anak didik untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka. Kurikulum dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan kata Manhaj (kurikulum) yang bermakna jalan yang terang atau jalan teerang yang dilalui manusia diberbagai bidang kehidupanya.[5]
Dengan kata lain kurikulum Pendidikan Islam mengandung makna sebagai suatu rangkaian program yang mengarahkan kegiatan belajar mengajar yang terencana dengan sistematis dan berarah tujuan, serta menggambarkan cita-cita ajaran Islam. Dalam definisi luas, kurikulum pendidikan Islam berisikan materi untuk pendidikan seumur hidup dan yang menjadi materi pokok kurikulum Pendidikan Islam adalah bahan-bahan, aktivitas, dan pengalaman yang mengandung unsur ketauhidan.
           

3.    Pengembangan Kurikulum PAI
Para pakar berbeda dalam mengartikan pengembangan kurikulum, satu antara lain mempunyai perbedaan dalam mengartikan pengertian pengembangan kurikulum diantaranya.
a.         Oemar Hamalik mengartikan pengembangan kurikulum dengan perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa atau peserta didik kearah perubahan perilaku yang di inginkan dan menilai hingga dimana perubahan-perubahan tersebut telah terjadi pada peserta didik siswa yang bersangkutan [6]
b.        Menurut Caswell, pengembangan kurikulum sebagai alat untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengajar bahan, menarik minat anak didik dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Menurut Subandijah menjelaskan pengembangan kurikulum adalah suatu proses perencanaan, menghasilkan alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi yang lebih baik.
Dari pengertian para pakar diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan kurikulum menunjuk pada kegiatan menghasilkan kurikulum, kegiatan ini lebih bersifat konseptual dari pada material, yang dimaksud dalam pengembangan ini adalah penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan, yang selanjutnya menghasilkan kurikulum baru sebagai hasil dari pengembangan yang dilakukan.
Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru lalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu, pengembangan kurikulum berarti perubahan dan peralihan total dari satu kurikulum ke kurikulum lain, dan perubahan ini berlangsung dalam waktu panjang

Sedangkan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, proses yang mengkaitkan satu komponen dengan komponen yang lainya untuk menghasilkan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) yang lebih baik[7]
Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dapat diartikan juga sebagai:
a.         Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI
b.        Proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik
c.         Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI.
Pengembangan kurikulum pendidikan Islam dapat dilakukan apabila peran serta para pendidik dilaksanakan secara terpadu. Para pendidik dalam arti luas bukan hanya para guru atau dosen, melainkan semua warga masyarakat dapat memfungsikan dirinya sebagai pendidik. Pendidikan pertama adalah orang tua di rumah, para guru dan dosen, warga masyarakat secara umum dan pemerintah.
Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam berkaitan langsung dengan kebijakan pemerintah dan undang-undang tentang Sistem Pendidikan Islam, juga Undang-undang tentang Guru dan Dosen. Salah satu kebijakan yang menguntungkan penyelenggaraan pendidikan Islam adalah disamakannya lembaga pendidikan Islam yang berjenjang dan berjenis, seperti Sekolah Dasar sama dengan Madrasah Ibtidaiyah, bahkan sekolah-sekolah Islam telah banyak yang terakreditasi, guru-gurunya bersertifikasi dan memiliki kualifikasi yang sederajat dengan guru di sekolah umum.

B.  Hakekat Pengembangan Kurikulum
Kurikulum pendidikan Islam pada hakekatnya merupakan kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengacu pada nilai-nilai ajaran Islam.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan dan Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan dan proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan arah proses pembelajaran. 
Hakikat kurikulum adalah suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. kurikulum pada dasarnya ditujukan untuk mengantarkan anak didik pada tingkatan pendidikan, perilaku dan intelektual yang diharapkan membawa meeka pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsanya.[8]

C.  Fungsi Pengembangan Kurikulum PAI
1.        Fungsi Kurikulum Dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang didiinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai. Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan oleh sekolah bersangkutan. Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara bertahap yang saling mendukung. Sedangkan keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.


2.      Fungsi Kurikulum Bagi Anak Dididik
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar merupakan suatu persiapan bagi anak didik. Kalau kita kaitkan dengan pendidikan Islam, pendidikan mesti diorientasikan kepada kepentingan peserta didik, dan perlu diberi pengetahuan untuk hidup pada zamannya kelak. Nabi Muhammad Saw bersabda : didiklah anak-anakmu, karena mereka diciptakan untuk menghdapi zaman yang lain dari zamanmu.
Sebagai alat dalam memcapai tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan mampu menawarkan program-program pada anak didik yang akan hidup pada zamannya, dengan latar belakang sosihistoris dan cultural yang berbeda dengan zaman di mana kedua orang tuanya berada.

3.      Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik Atau Guru
Guru merupakan pendidik profesional yang secara implisit telah merelakan dirinya untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang ada dipundak para orang tua. Orang tua yang menyerahan anaknya ke sekolah, berarti ia telah melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru atau pendidik. Hal ini, adalah bentuk harapan orang tua, supaya anaknya menemukan guru yang baik , kompeten, dan berkualitas.
            Adapun fungsi kurikulum bagi pendidik adalah :
a.    Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar para anak didik.
b.    Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.

4.      Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua
Bagi orang tua, kurikulum difungsikan sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalam membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan yang dimaksud dapat berupa konsultasi langsung ke sekolah atau guru mengenai masalah-masalah menyangkut anak-anaknya. Adapun bantuan berupa materi dari orang tua anak dapat melalui lembaga BP-3. Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak mereka. Sehingga partisipasi orang tua inipun tidak kalah pentingnya dalam menyukseskan proses belajar-mengajar di sekolah.
Meskipun orang tua telah menyerahkan anak-anak mereka kepada sekolah supaya diajarkan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat bagi dirinya, orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama. Namun demikian, tidak berarti tanggung jawab kesuksesan anaknya secara total diserahkan kepada sekolah atau pendidik. Sebenarnya, keberhasilan tersebut merupakan hasil dari dari sistem kerjasama berdasarkan fungsi masing-masing, meliputi: orang tua, sekolah, dan guru. Oleh karena itu, pemahaman orang tua mengenai kurikulum merupakan hal yang mutlak.[9]

D.    Tujuan Pengembangan Kurikulum
Secara umum tujuan pengembangan kurikulum PAI adalah tujuan pendidikan nasional yaitu berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreaktif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[10]
Mengingat pentingnya tujuan, tidak heran jika perumusan tujuan menjadi langkah pertama dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, tujuan hendaknya merefleksikan kebijakan, kondisi masa kini dan masa datang, prioritas, sumber-sumber yang sudah tersedia, serta kesadaran terhadap unsur-unsur pokok dalam pengembangan kurikulum.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah melihat paparan di atas maka bisa disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) bermakna kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, proses yang mengkaitkan satu komponen dengan komponen yang lainya untuk menghasilkan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) yang lebih baik.
Sedangkan Hakikat dari kurikulum PAI adalah suatu program yang diren-canakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan untuk mengantarkan anak didik pada tingkatan pendidikan, perilaku dan intelektual yang diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang taat beragama, bertaqwa dan berguna bagi bangsanya.
Sehingga tujuan akhir dari kurikulum pendidikan agama Islam adalah membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT disertai dengan akhlaqul Karimah yang agung, sehingga akan terlahir generasi yang paripurna.
B.     Saran
Semoga apa yang penulis susun dari tulisan di atas dapat menjadi khazanah keilmuan dalam dunia pendidikan dan bermanfaat bagi segenap tenaga pendidik di belahan dunia manapun.







DAFTAR PUSTAKA
Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Hamalik, Oemar. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
____________,. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan. Bandung: PT Trigendi Karya,1993 .
Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Bandung : PT. Fokus Media, 2005.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
__________­­­_,. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Subandiah, Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum . Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada, 1996.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum,; Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009.



[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum,; Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 5
[2] Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: PT RINEKA CIPTA). 2.
[3] Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara), 18.
[4] Ibid.
[5] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik ( Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2007),  147
[6] Oemar Hamalik, Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan (Bandung: PT Trigendi Karya,1993 ), 40.
[7] Subandiah, Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum  (Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada, 1996), 36
[8] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 147
[9] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), 210.
[10] Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, (Bandung : PT. Fokus Media, 2005), 98.

No comments:

Post a Comment