Friday, 6 November 2015

TUJUAN HIDUP MANUSIA SEBAGAI TUJUAN PENDIDIKAN



TUJUAN HIDUP MANUSIA SEBAGAI TUJUAN PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu:
 Kadi, M.Pd.I.
Disusun oleh:
M. Taufiqur Rahman                 210311146
Andry aprianjani                        210311159
Sulistiani                                    210311154
Ulfatul munawaroh                   210311163
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2012





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang.
Tujuan hidup manusia itu sesungguhnya adalah menghambakan diri kepada Allah SWT. Adapun cara menghambakan diri kepada Allah SWT di dunia ada kegiatan muamalah yang di dalamnya ada pendidikan. Sebagai manusia yang mempunyai tujuan hidup di dunia untuk menghambakan diri kepada sang penciptanya, tetapi manusia juga merupakan salah satu tujuan pendidikan. Karena apabila manusia ingin meningkatkan kualitas hidupnya di dunia maka manusia sangat membutuhkan pendidikan.
       Banyak pendapat bahwa dengan pendidikan manusia akan banyak tahu, sehingga sering mmbuat orang merasa angkuh sambil berkata bahwa manusia itu “serba tahu” padahal manusia juga mempunyai keterbatasan dalam mengetahui tentang ruh. Padahal dalam al-Qur’an surah Al-isra/17: 85, yang mempunyai arti: ”dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah: ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidak kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. Jadi manusia tidak sepantasnya ia sombong atau angkuh di hadapan sesamanya. Manusia juga dikatakan mahluk yang misterius karena semakin ia diteliti maka ia semakin tidak diketahui esensinya. Tulisan ini bisa manambah sedikit pengetahuan kita apa sebenarnya tujuan manusia sebagai tujuan pendidikan.
B.       Rumusan masalah.

1.        Apa tujuan hidup manusia?
2.        Apa tujuan pendidikan?
3.        Apakah tujuan hidup manusia sebagai tujuan pendidikan?




BAB II
PEMBAHASAN
A.      Tujuan hidup manusia
Seringkah kita berpikir bahwa hidup menyodorkan terlalu banyak pertanyaan yang tak terjawab kepada kita, tak sedikit diantara kita mencari tahu apa tujuan hidup ini. Sebagian memikirkannya keras-keras, namun jawaban yang dirumuskan tak juga menentramkan hatinya. Sebagian yang lain merenungkannya dalam nurani dalam-dalam, namun sang pikiran masih penuh gelak bertanya-tanya. Bahkan ada yang seolah tak perlu untuk apa miliki tujuan dalam hidup. Ada orang yang mengaku telah menemukan dalam akal dan budi hatinya, namun mereka kehilangan itu saat harus melewati hidup sehari-hari.
Benarkah tujuan hidup ini bisa ditemukan dengan memikirkannya keras-keras,atau merenungkannya dalam-dalam? Bukankah begitu banyak orang merasa tak perlu sibuk mencari tahu apa jawabannya. Bagi mereka, menjalani hidup
sebaik-baiknya, menikmati setiap detik dengan ketentraman pikiran dan
kerendahan hati adalah lebih dari cukup ketimbang setumpuk kalimat jawaban
dan pernyataan. Tujuan hidup tak berada di balik kata-kata – seindah apapun
kata itu digoreskan – melainkan dalam hidup itu sendiri yang kita temukan
sewaktu kita sungguh-sungguh menjalaninya. Dengan begitu kita kedua kaki
tak segan dan tahu kemana mesti diayunkan.
                 Persoalan falsafah, “Apa makna hidup?” mempunyai makna yang berbeza bagi setiap orang. Kekaburan pertanyaan ini terwujud dalam perkataan “makna” yang menyebabkan persoalan ini boleh ditaksif dengan pelbagai cara
Tujuan hidup manusia jelas nampak ialah bagaimana memudahkan hidup ini, bagaimana menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi suatu negara dan bangsa, dan bagimana melindungi diri dan bangsa mereka dari segala gangguan, hambatan, rintangan, dan marabahaya yang mengancam kelestarian, dan kelanggengan serta kelangsungan hidup bangsa itu dari masa ke masa. [1]

B.     Tujuan pendidikan

            Tujuan pendidikan selalu terpaut dengan zamannya, dengan kata lain rumusan tujuan pendidikan yang dapat dibaca unsur filsafat dan kebudayaan suatu bangsa yang dominan ini karena  diantara ahli teori dan penghayal pendidikan yang telah banyak membantu dalam memberikan inspirasi terhadap bermacam-bermacam usaha pendidikan yang dianggap mulia segala zaman, sebagai contoh dapat dikemukkan sebagai berikut.
          Tujuan pendidikan di Indonesia dalam undang-undang RI nomer 20 tahun2003 tentang pendidikan tentang sisitem pendidikan nasional bab II pasal 3, menyebutkan : “ pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang mhasa esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab’’.[2]
            Dalam pengertian yang sangat sederhana bahwa pendidikan selalu membawa perubahan baik cepat atau lambat, terbuka dan terpendam. Perubahan juga membawa kepada kebutuhan yang makin banyak dan bergam sehingga mungkin benar, kalo ada yang mengatakan bahwa pendidikan mencetuskan harapan, karena harapan itu sendiri terletak pada pendidikan.[3]

C.    Tujuan hidup manusia sebagai tujuan pendidikan

Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirannya manusia memerlukan pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan pendidikan sangat erat karena mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidupnya. Manusia disebut juga “ Homo Sapiens ” yang artinya sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Berawal dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dari rasa ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahun yang bermanfaat untuk manusia itu sendiri.
Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam bermasyarakat. Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan – kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan – keterbatasan. Manusia tidak hanya memiliki sifat – sifat yang baik namun juga mempunyai sifat – sifat yang kurang baik. Menurut pandangan pancasila manusia mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan lebih baik. Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri.
Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia. Dalam ajaran Agama Islam memandang bahwa manusia sebagai tubuh, akal dan hati nurani. Potensi dasar manusia yang dikembangkan itu tidak lain adalah bertuhan dan cenderung kepada kebaikan bersih dari dosa, berilmu pengetahuan serta bebas memilih dan berkreasi.
 Kemampuan kreatif manusia pun berkembang secara bertahap sesuai ukuran tingkat kekuatan dan kelemahan unsur penunjang kerativitas seperti pendengaran, pengelihatan serta pola piker manusia tersebut. Berdasarkan undang – undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 BAB I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan umum pendidikan harus sejajar dengan pandangan manusia, yaitu mahluk Allah yang mulia yang dengan akalnya, perasaanya, ilmunya dan kebudayaannya, pantas menjadi pemimpin di bumi. Tujuan umum ini meliputi pengertian pemahaman, penghayatan dan keterampilan berbuat. Karena itu ada tujuan umum untuk tingkat sekolah permulaan, sekolah lanjutan, perguruan tinggi dan ada juga tujuan umun untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, lembaga-lembaga pendidikan dan sebagainya.[4]









BAB III
KESIMPULAN
Jadi dari pemaparan kami di atas bisa kita simpulkan bahwa tujuan hidup manusia yang hakiki itu adalah juga merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan manusia yaitu menghambakan dirinya kepada tuhan serta bisa mensejahterakan bangsa negaranya sedangkan tujuan dari pendidikan nasional Sebagaimana  yang tertulis dalam UUD RI nomer 20 tahun 2003 tentang pendidikan tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3, menyebutkan : “pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang mhasa esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab’’.











DAFTAR PUSTAKA
Prasetya. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997.
Ali, Hamdani. Filsafat Pendidikan. Jogja: Kota Kembang, 1986.
Djumransjah. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayu Media Publingsing, 2006.
Muchsin, Bashori,Moh, Sulthon, Abdul Wahid. Pendidikan Islam Humanistic.  Bandung: PT. Refika Aditama, 2010.



[1] Prasetya, Filsafat Pendidikan ( Bandung: Cv. Pustaka Setia, 1997), 174.
[2] Hamdani Ali, Filsafat Pendidikan (Jogja: Kota Kembang, 1986), 87.
[3] Djumransjah, Filsafat Pendidikan (Malang: Bayu Media Publingsing, 2006), 114-117
[4] Bashori Muchsin,Moh, Sulthon, Abdul Wahid, Pendidikan Islam Humanistic( Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), 11-14.

1 comment: