TUJUAN HIDUP MANUSIA SEBAGAI TUJUAN PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Filsafat
Pendidikan”
Dosen Pengampu:
Kadi, M.Pd.I.
Disusun oleh:
M. Taufiqur Rahman 210311146
Andry aprianjani 210311159
Sulistiani 210311154
Ulfatul munawaroh 210311163
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Tujuan hidup manusia itu sesungguhnya adalah
menghambakan diri kepada Allah SWT. Adapun cara menghambakan diri kepada Allah
SWT di dunia ada kegiatan muamalah yang di dalamnya ada pendidikan. Sebagai
manusia yang mempunyai tujuan hidup di dunia untuk menghambakan diri kepada
sang penciptanya, tetapi manusia juga merupakan salah satu tujuan pendidikan.
Karena apabila manusia ingin meningkatkan kualitas hidupnya di dunia maka
manusia sangat membutuhkan pendidikan.
Banyak pendapat bahwa dengan pendidikan manusia
akan banyak tahu, sehingga sering mmbuat orang merasa angkuh sambil berkata
bahwa manusia itu “serba tahu” padahal manusia juga mempunyai keterbatasan
dalam mengetahui tentang ruh. Padahal dalam al-Qur’an surah Al-isra/17: 85,
yang mempunyai arti: ”dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah: ruh
itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidak kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit”. Jadi manusia tidak sepantasnya ia sombong atau angkuh di hadapan
sesamanya. Manusia juga dikatakan mahluk yang misterius karena semakin ia
diteliti maka ia semakin tidak diketahui esensinya. Tulisan ini bisa manambah
sedikit pengetahuan kita apa sebenarnya tujuan manusia sebagai tujuan
pendidikan.
B. Rumusan
masalah.
1.
Apa tujuan hidup manusia?
2.
Apa tujuan pendidikan?
3.
Apakah tujuan hidup manusia sebagai tujuan pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan hidup
manusia
Seringkah kita berpikir bahwa hidup
menyodorkan terlalu banyak pertanyaan yang tak terjawab kepada kita, tak
sedikit diantara kita mencari tahu apa tujuan hidup ini. Sebagian memikirkannya
keras-keras, namun jawaban yang dirumuskan tak juga menentramkan hatinya.
Sebagian yang lain merenungkannya dalam nurani dalam-dalam, namun sang pikiran
masih penuh gelak bertanya-tanya. Bahkan ada yang seolah tak perlu untuk apa
miliki tujuan dalam hidup. Ada orang yang mengaku telah menemukan dalam akal
dan budi hatinya, namun mereka kehilangan itu saat harus melewati hidup
sehari-hari.
Benarkah tujuan hidup ini bisa ditemukan
dengan memikirkannya keras-keras,atau merenungkannya dalam-dalam? Bukankah
begitu banyak orang merasa tak perlu sibuk mencari tahu apa jawabannya. Bagi
mereka, menjalani hidup
sebaik-baiknya, menikmati setiap detik dengan ketentraman pikiran dan
kerendahan hati adalah lebih dari cukup ketimbang setumpuk kalimat jawaban
dan pernyataan. Tujuan hidup tak berada di balik kata-kata – seindah apapun
kata itu digoreskan – melainkan dalam hidup itu sendiri yang kita temukan
sewaktu kita sungguh-sungguh menjalaninya. Dengan begitu kita kedua kaki
tak segan dan tahu kemana mesti diayunkan.
sebaik-baiknya, menikmati setiap detik dengan ketentraman pikiran dan
kerendahan hati adalah lebih dari cukup ketimbang setumpuk kalimat jawaban
dan pernyataan. Tujuan hidup tak berada di balik kata-kata – seindah apapun
kata itu digoreskan – melainkan dalam hidup itu sendiri yang kita temukan
sewaktu kita sungguh-sungguh menjalaninya. Dengan begitu kita kedua kaki
tak segan dan tahu kemana mesti diayunkan.
Persoalan
falsafah,
“Apa makna hidup?” mempunyai makna yang berbeza bagi setiap orang. Kekaburan
pertanyaan ini terwujud dalam perkataan “makna” yang menyebabkan persoalan ini
boleh ditaksif dengan pelbagai cara
Tujuan hidup
manusia jelas nampak ialah bagaimana memudahkan hidup ini, bagaimana
menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi suatu negara dan bangsa, dan
bagimana melindungi diri dan bangsa mereka dari segala gangguan, hambatan,
rintangan, dan marabahaya yang mengancam kelestarian, dan kelanggengan serta
kelangsungan hidup bangsa itu dari masa ke masa. [1]
B. Tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan selalu terpaut dengan
zamannya, dengan kata lain rumusan tujuan pendidikan yang dapat dibaca unsur filsafat
dan kebudayaan suatu bangsa yang dominan ini karena diantara ahli teori dan penghayal pendidikan
yang telah banyak membantu dalam memberikan inspirasi terhadap
bermacam-bermacam usaha pendidikan yang dianggap mulia segala zaman, sebagai
contoh dapat dikemukkan sebagai berikut.
Tujuan pendidikan di Indonesia dalam
undang-undang RI nomer 20 tahun2003 tentang pendidikan tentang sisitem
pendidikan nasional bab II pasal 3, menyebutkan : “ pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada tuhan yang mhasa esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab’’.[2]
Dalam
pengertian yang sangat sederhana bahwa pendidikan selalu membawa perubahan baik
cepat atau lambat, terbuka dan terpendam. Perubahan juga membawa kepada
kebutuhan yang makin banyak dan bergam sehingga mungkin benar, kalo ada yang
mengatakan bahwa pendidikan mencetuskan harapan, karena harapan itu sendiri terletak
pada pendidikan.[3]
C. Tujuan hidup
manusia sebagai tujuan pendidikan
Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah dengan suatu
bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam
kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirannya manusia memerlukan pola
pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan
pendidikan sangat erat karena mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam
kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam
rangka mempertahankan hidupnya. Manusia disebut juga “ Homo Sapiens ”
yang artinya sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu
pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin
mengetahui segala sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Berawal
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dari rasa
ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahun yang bermanfaat untuk manusia itu
sendiri.
Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai
sesuatu dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam bermasyarakat.
Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan – kemampuan, tetapi juga mempunyai
keterbatasan – keterbatasan. Manusia tidak hanya memiliki sifat – sifat yang
baik namun juga mempunyai sifat – sifat yang kurang baik. Menurut pandangan
pancasila manusia mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup dan menjaga
kehidupan lebih baik. Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui
pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan
mengontrol serta menentukan dirinya sendiri.
Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan
kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia
dapat didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang
tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan
berkembang melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui
suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat
rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan
perkembangan yang optimal sebagai manusia. Dalam ajaran Agama Islam memandang
bahwa manusia sebagai tubuh, akal dan hati nurani. Potensi dasar manusia yang
dikembangkan itu tidak lain adalah bertuhan dan cenderung kepada kebaikan
bersih dari dosa, berilmu pengetahuan serta bebas memilih dan berkreasi.
Kemampuan kreatif manusia pun
berkembang secara bertahap sesuai ukuran tingkat kekuatan dan kelemahan unsur
penunjang kerativitas seperti pendengaran, pengelihatan serta pola piker
manusia tersebut. Berdasarkan undang – undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 BAB I,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan umum pendidikan harus sejajar dengan pandangan manusia, yaitu
mahluk Allah yang mulia yang dengan akalnya, perasaanya, ilmunya dan
kebudayaannya, pantas menjadi pemimpin di bumi. Tujuan umum ini meliputi pengertian
pemahaman, penghayatan dan keterampilan berbuat. Karena itu ada tujuan umum untuk
tingkat sekolah permulaan, sekolah lanjutan, perguruan tinggi dan ada juga
tujuan umun untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, lembaga-lembaga pendidikan
dan sebagainya.[4]
BAB III
KESIMPULAN
Jadi dari pemaparan kami di atas bisa kita simpulkan
bahwa tujuan hidup manusia yang hakiki itu adalah juga merupakan tujuan dari
pendidikan itu sendiri. Tujuan manusia yaitu menghambakan dirinya kepada tuhan
serta bisa mensejahterakan bangsa negaranya sedangkan tujuan dari pendidikan
nasional Sebagaimana yang tertulis dalam
UUD RI nomer 20 tahun 2003 tentang pendidikan tentang sistem pendidikan
nasional bab II pasal 3, menyebutkan : “pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang mhasa esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab’’.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya. Filsafat
Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia,
1997.
Ali, Hamdani. Filsafat Pendidikan. Jogja: Kota Kembang, 1986.
Djumransjah. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayu Media Publingsing,
2006.
Muchsin, Bashori,Moh,
Sulthon, Abdul Wahid. Pendidikan Islam Humanistic. Bandung: PT. Refika Aditama, 2010.
[4] Bashori Muchsin,Moh,
Sulthon, Abdul Wahid, Pendidikan Islam Humanistic( Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010), 11-14.
terinakasih
ReplyDelete