A. LATAR BELAKANG
Mereka ada, terlahir di dunia,
namun ditolak keberadaannya. Mereka bahkan tidak mengerti mengapa bukan
kehangatan yg penuh cinta yg memeluk mereka. Kesepian & kesunyian menjadi
bagian dari hidup mereka.
Perilaku anak-anak tersebut pada awal masuk
panti asuhan sangat terganggu mentalnya. Karena faktor yang berbeda seperti
halnya karena kesedihannya ditinggal oleh orang tua yang di sayanginya ataupun
bahkan ada yang bersifat berandal yang masih melekat akibat pengaruh lingkungan
yang buruk akibat mereka sering berkehidupan di jalanan. Namun, setelah mereka
berkehidupan di panti asuhan akhlak mereka sudah baik. Karena pengaruh dari
pengasuh panti asuhan yang penyayang, seakan-akan mereka dianggap seperti
halnya anak kandungnya. Begitu pula anak panti asuhan yang satu dengan yang
lainnya yang saling menyayangi seakan keluarganya sendiri. Mereka saling
bertukar pikiran apa yang sedang dialaminya. Sehingga psikologis pemikiran
meraka dapat berkembang lagi karena mereka saling menyayangi dan mengasihi.
Dari semua itu sehingga anak-anak panti asuhan
dapat membentuk jati dirinya dalam masyarakat yang santun, yang dapat gotong
royong dalam menyelesaikan pekerjaan satu sama lain meskipun tidak pekerjaannya
yang menimbulkan sikap saling membantu dalam masyarakat. Dari situlah pengaruh
masyarakat dalam pembentukan jati diri sangat besar. Karena lingkungan panti
asuhan yang sangat santun dapat mempengaruhi anak-anak panti asuhan dan
masyarakat panti asuhan yang sangat berakhlak mulia karena masyarakat tersebut
sangat mendukung adanya panti asuhan. Saling menyayangi dan saling mengasihi
sehingga anak-anak berpengaruh menjadi anak-anak yang bersifat sosial, saling
menyayangi dan mengasihi.
Dan jika anak anak-anak tersebut sudah tidak
mempunyai orang tua mereka sangat kehilangan sekali dan faktor psikisnya sangat
terpukul. Dan mental maupun fisik mereka sangat terpengaruh dan dapat
menjadikan depresi yang berat jika selau difikirkan karena mereka tidak ikhlas.
Karena terjadi itu maka anak tersebut akan menimbulkan masalah yang
dihadapinya. Seperti halnya tentang pendidikan, dia sudah tidak mendapatkan
lagi pendidikan yang layak karena faktor ekonomi yang tidak memadai.
Jika itu terjadi pada anak-anak maka
dibangunlan panti asuhan. Panti asuhan merupakan alternativ bagi anak-anak yang
kurang mampu dan anak-anak yang tidak mempunyai keluarga. Disinilah panti
asuhan dapat menjadi pengganti keluarga yang semula mereka miliki. Panti asuhan
tersebut sangat nyaman dan bermanfaat bagi anak-anak tersebut, karena untuk
membangun kembali semangat hidup mereka yang semula pudar menjadi bangkit
kembali karena mereka mempunyai keluarga baru seperti halnya orang tuanya dulu
yang selalu memberikan kasih sayang kepadanya.
B.
Panti
Asuhan Adalah Surga Bagi Anak-anak Yatim
1.
Biodata Singkat Pengasuh Panti Asuhan Yatim
Piatu Darul Ulum
a.
Nama : Drs. H. Bashori
Tempat, tanggal lahir : Magetan, 27 April 1955
Alamat :
RT. 07, RW. 02, Kel. Takeran, Kec. Takeran, Kab. Magetan
Pekerjaan :
Guru
b.
Nama :
Sardjo, S. Ag.
Tempat,
tanggal lahir : Magetan, 25 Februari
1958
Alamat : RT. 06, RW. 02,
Kel. Takeran, Kec. Takeran, Kab. Magetan
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
2. Tempat
Tinggal
Panti asuhan Yatim Piatu Darul Ulum adalah
salah satu dari sekian banyak panti asuhan. Dinamakan Yatim Piatu Darul Ulum
dikarenakan atas prakarsa dari pendirinya Bapak Bashori dan bapak Sarjo yang
sekarang panti ini di bawah Yayasan Islam Al Ikhlas Takeran.
Dimulai dengan hanya beberapa anak, panti
asuhan “Yatim Piatu Darul Ulum” mulai berdiri langkah demi langkah, setapak
demi setapak, panti asuhan mulai merangkak, halangan dan rintangan datang silih
berganti tiada henti, namun berkat ketabahan dan keuletan pendiri dan pengurus,
panti asuhan tetap berjalan walaupun tanpa ditunjang oleh dana yang memadai dan
tempat yang kurang memadai yang lokasinya di RT 06 RW 02 Kec. Takeran Kab.
Magetan
Hari terus berjalan, pengurus terus berjuang
untuk memajukan panti asuhan dan memberikan kesejahteraan kepada anak-anak
asuhnya, Alhamdulillah berkat tekad dan niat yang baik dari para pengurus dan
pendiri, akhirnya perjuangan yang selama ini dilakukan membuahkan hasil yang
menggembirakan, terbukti dengan datangnya simpatisan atau dermawan yang
memberikan bantuan untuk melebelkan panti asuhan ini dengan memberikan dana
akta notaris, akhirnya pada tahun 2006 panti asuhan Yatim Piatu Darul Ulum
telah berbadan hukum. Namun pada tahun ini badan hukumnya diganti menjadi
yayasan Al Ikhlas dikarenakan ingin lebih mengembangkan medan dakwah dan sampai
saat ini panti asuhan terus maju pesat dengan ditunjang pendidikan dan
fasilitas yang cukup memadai.
3. Kondisi
Umum Anak
Panti asuhan ini merupakan panti asuhan milik
lembaga yang berusaha untuk menjalankan ibadah agama dengan menyatuni anak-anak
fakir miskin dan yatim piatu. Keinginan mulia ini akhirnya terwujud dengan
mendirikan Panti asuhan Yatim Piatu Darul Ulum. Saat ini ada yang sedang
menempuh pendidikan setingkat SMP dan SMA bahkan ada yang mencapai perguruan
tinggi. Keinginan untuk dapat melanjutkan sekolah menjadi alasan terbesar
anak-anak untuk tingga di panti asuhan. Anak yang telah tinggal selama 1 tahun sampai
ada yang tinggal 6 tahun.
4. Pola
Pengasuhan
Kegiatan rutin yang wajib dilakukan oleh
anak-anak adalah beribadah bersama, tadarus, belajar kitab, bermain,
membersihkan kamar dan lingkungan panti asuhan.. Bagi anak panti asuhan
kegiatan rutin tersebut kadangkala memberatkan meskipun sebagian besar
menganggap tidak memberatkan. Hal yang membantu kehidupan menyenangkan di Panti
Asuhan Yatim Piatu Darul Ulum karena adanya hubungan yang terjalin dengan baik
antara pengurus dengan anak. Pengurus yang ada di panti baik dan ramah serta
sering mengajak berkomunikasi untuk membicarakan sesuatu hal. Sedangkan model
pengasuhan para pengurus panti asuhan sebagian besar dianggap menyenangkan.
Anak yang tinggal dalam panti asuhan ini cukup mengerti tentang hak anak yaitu
hak hidup dan berkembang, hak mendapatkan kasih sayang, serta bermain.
Bentuk pengganjaran dalam pola pengasuhan di
panti asuhan ini adalah pemberian hukuman dan penghargaan. Hukuman diberikan
bagi anak yang melanggar peraturan. Sebelum memberikan hukuman, biasanya anak
mendapatkan nasehat, peringatan baru setelahnya diberikan hukuman. Hukuman yang
berikan ada yang berupa hukuman fisik yaitu push up, scot jump, membersihkan
kamar mandi selama 1 bulan, dan diminta berdiri ketika mengantuk pada waktu
mengaji. Selain hukuman fisik, di dalam panti asuhan juga memberlakukan hukuman
menghafal Al Qur’an, menulis sholawat, maupun menulis istigfar
sebanyak-banyaknya.
Pemberian hukuman tersebut, menurut pengurus
untuk mendidik anak lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap pelanggaran
yang telah dilakukan. Adapun pelanggaran yang paling sering dilanggar menurut
pengurus adalah anak sering tidak ijin ketika akan pulang. Menurut anak,
pelanggaran yang dilakukan cukup beragam seperti: Merokok, Terlambat pulang Membawa
barang yang dilarang, Tidak beribadah, Tidak menginap, Tidak piket, Berkelahi.
Kelebihan anak-anak panti asuhan setelah diasuh
oleh pihak panti asuhan Yatim Piatu Darul Ulum adalah semua anak-anak panti
asuhan mendapatkan perlindungan dari pengasuh yang sangat menyayanginya seperti
anak kandungnya sendiri. Mereka juga mendapatkan tempat tinggal yang layak
tanpa adanya biaya sedikitpun. Dan pendidikan formal maupun non formal yang
memadai dapat mereka lakukan dengan baik. Namun, disisi lain ada juga kekurangan
atau hambatan, yang meliputi seperti halnya mengatasi anak-anak yang bandel
atau nakal. Pihak panti asuhan tersebut mengatasi masalah itu dengan
diadakannya komunikasi antar anak yang bermasalah tersebut atau menggunakan
konseling. Apabila anak itu mengulangi kembali kesalahannya maka ada macam lain
alat pendidikan (selain penguat) yang berbentuk penarikan suatu positif yang sengaja dilaksanakan agar pihak
lain (individu yang dihukum) menarik kembali atau menghentikan tingkah laku
yang tidak diharapkan. Hukuman dapat dilaksanakan secara verbal atau non
verbal, dan dilaksanakan segera sesudah tingkh laku yang tidak diharapkan
(perbuatan salah) dihentikan.
Namun hukuman yang dilakukan itu yang bersifat
mendidik untuk anak-anak agar anak-anak dapat mengetahui dan tidak
mengulanginya lagi. Seperti contoh anak-anak yang tidak melaksanakan sholat
berjamaah dihukum membersihkan kamar mandi atau membersihkan kebun. Karena
kebersihan merupakan sunnah Rasulullah. Atau hukuman tersebut dapat berupa
menghafalkan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, itu dilakukan supaya anak-anak
selalu membaca dan mengingat bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah.
Alhamdulllah di panti ini anak-anak serba
tercukupi sgala kebutuhannya, mulai dari uang saku sampai fasilitas dan sarana
prasaeana yang memadai. Untuk anak setingkat SLTP anak-anak akan mendapatkan
uang 30 ribu tiap bulanya sedangkan untuk setingkat SLTA akan mendapatkan uang
50 ribu tiap bulanya. Ini semua dikarenakan para donator yang banyak
berdatangan ke panti ini dikarenakan mereka menganggap panti ini butuh sekali banyak
biaya dan merasa bahwa panti ini mampu berbuat amanah terhadap penyaluran dana
mereka ke anak-anak yatim dan piatu.
5. Pendidikan
anak
Pendidikan yang ada di Panti tersebut di bagi menjadi dua:
a.
Formal: Anak-anak di panti asuhan Yatim Piatu
Darul Ulum melaksanakan pendidikan formalnya di dalam madrasah atau sekolah
yang terdapat pelajaran umum. Mereka tidak hanya melakukan pendidikan tentang
kehidupan akhirat saja namun dia juga melakukan pembelajaran tentang ilmiah
juga. Di dalam pendidikan tersebut yang dapat diambil oleh anak-anak dapat
mengatur perilaku atau tatanan moral (akhlak) anak, sehingga dapat terhindar
dari hal-hal yang berbahaya dan dilarang oleh agama.
Pendidikan
formal sangat dibutuhkan oleh anak karena pendidikan berpengaruh terhadap
kualitas serta kuantitas usaha belajar anak, dan bahwa seluruh staf pendidik
dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing anak didiknya.
Oleh karena itu, pelayanan pendidikan formal tersebar secara luas, dengan
melibatkan tenaga pendidik yang professional dan handal. Tenaga-tenaga pengajar
yang secara rutin berhubungan dengan para siswa, memegang peran kunci dalam
proses pendidikan formal. Mereka dapat menyisipkan aneka unsur pendidikan dalam
pelajaran, dapat memberikan bimbingan kelompok, bahkan dapat menyelenggarakan
wawancara konseling. Hal itu dilakukan agar pelaksanaan pendidikan formal dapat
berjalan kondusif dan lancar.
b.
Informal: Di dalam panti asuhan mangadakan
pengajian, baik mengaji Al-Qur’an maupun kitab mupun yang lainnya. Kemudian di
dalam panti asuhan tersebut juga diadakan kegiatan muhadhoroh yang dilaksanakan
setiap malam Jum’at. Agar anak-anak dapat berdakwah kelak ketika sudah lulus
dari panti. Anak-anak panti asuhan juga diwajibkan shalat tahajjud. Karena
shalat tahajud untuk kepentingan mereka sendiri agar diberi kemudahan oleh
Allah SWT dalam melakukan sesuatu yang di Ridhai-Nya.
Hal
itu dilakukan oleh anak-anak panti asuhan karena pengasuh panti asuhan tersebut
selalu memberi contoh baik bagi anak-anak panti asuhan. Seperti halnya pada
saat beliau masih muda meskipun beliau melaksanakan pendidikan formal namun
beliau juga melaksanakan pendidikan agama yang bersifat informal. Beliau
menceritakan kepada anak-anak panti asuhan bahwa sejak muda apa yang dilakukan
anak-anak panti asuhan tersebut juga dilakukannya.
C. PENUTUP
Suasana panti asuhan yang bersih akan
menciptakan anak-anak panti asuhan betah tinggal di panti asuhan. Karena
pengasuh yang selalu mencerminkan kebersihan dalam panti asuhan. Kemudian sikap
kedisiplinan yang selalu diterapkan sehingga anak-anak panti asuhan selalu
melakukan pekerjaan tepat waktu, seperti sholat berjama’ah selalu tepat waktu,
belajar, dan gotong royong membersihkan panti asuhan.
Saran untuk panti asuhan Yatim Piatu Darul Ulum:
apabila dana berlimpah mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan kenyamanan
anak-anak dan sering mengadakan event-event seperti lomba hafalan qur’an dan
berpidato agar anak-anak tergerak di dalam hatinya untuk selalu menghafal
al-Qur’an dan mahir dalam berdakwah
Komentar tentang kehidupan panti asuhan Yatim
Piatu Darul Ulum: sikap kekeluargaan yang diterapkan dalam kehidupan panti
asuhan yang sangat melekat pada semua yang ada di panti asuhan termasuk pengasuh.
Mereka saling menyayangi, mencintai, mengasihi, dan tolong menolong. Karena
mereka hidup dalam satu keluarga yang utuh pengganti keluarga mereka sebelumnya
yang serba kekurangan dalam hal ekonomi maupun kasih sayang. Mereka hidup hidup
tanpa adanya perselisihan dan tanpa pertengkaran, jika manusia dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan nalurinya dengan suatu cara yang baik, di mana sifat-sifat
terpuji dan akhlak-akhlak yang mulia dapat berkembang, ia harus menggunakan
akalnya dalam setiap segi kehidupan. Sebab hanya akal yang mampu membimbing
manusia dan bukan naluri. Akallah yang mencegah naluri dari kemubaziran dan
kejumudan. Ia adalah unsur yang membuat kita dapat membedakan antara kebenaran
dan kebatilan. Kekuatan akal, yang memiliki tugas penting dalam mengembangkan
kepribadian manusia, adalah kemmpuan untuk melindungi kita dari kesesatan dan
memberi kita ketelitian dalam berbagai urusan. Itu yang selau ditanamkan
pengasuh panti asuhan pada anak-anak, karena Bapak Sarjo dan bapak Bashori
sudah sangat menganggap semua anak panti asuhan adalah anak kandungnya tanpa
terkecuali dan tanpa membeda-bedakan.
No comments:
Post a Comment