Sunday, 24 April 2016

PENGARUH EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ORANG TUA YANG TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA – SISWI KELAS X

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Secara umum telah diterima dan diakui bahwa pelaksanaan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Namun dalam jabaran operasionalnya belum banyak disepakati oleh banyak pihak yang berkepentingan. Orang tua menyerahkan dan mempercayakan anaknya ke sekolah dengan harapan sekolah akan memberikan pendidikan yang baik atau terbaik. Sebaliknya sekolah berharap agar orang tua memberikan dukungan terhadap usaha sekolah untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak terebut. Demikian pula masyarakat dengan berbagai ragam dan tingkatannya memiliki harapan – harapan yang serupa sebagaimana harapan sekolah, pemerintah, dan orang tua. Masyarakat mengharapkan agar sekolah meyediakan dan memberikan pelayanan pendidikan yang baik atau terbaik bagi kepentingan anak – anak mereka.[1]
Persoalan akan timbul ketika harapan dari kedua belah pihak ternyata tidak terpenuhi. Sekolah mengalami kesulitan mengakomodasikan harapan – harapan orang tua dan masyarakat tanpa dukungan dari keduanya, sehingga semuanya diserahkan kepada sekolah. Sedangkan usaha mutu yang dilakukan sekolah dianggap tidak benar oleh sebagian orang tua dan masyarakat.[2]
Akan tetapi sangat sedikit sekolah yang beruntung memiliki orang tua yang memberi perhatian yang besar terhadap sekolah dan anak – anak mereka. Sebagian besar orang tua menyerahkan dan mempercayakan seluruh pendidikan anak- anaknya kepada sekolah dan kepada anak – anak itu sendiri. Tidak banyak orang tua yang secaraa terus – menerus mengamati perilaku belajar anak mereka, kecuali pada waktu – waktu tertentu seperti pada waktu penerimaan rapor dan ketika pertemuan antara sekolah dengan orang rua siswa. Sekolah dapat mengembangkan situasi dari situasi tersebut orang tua ikut “bersekolah” dengan artian menjadi pengamat belajar bagi perkembangan anaknya.
Selain itu sekolah juga memperhatikan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor tersebut antara lain faktor dari luar dan faktor dari dalam, tetapi yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah faktor dari luar. Faktor dari luar yaitu faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor sosial meliputi: lingkungan keluarga termasuk cara mendidik, suasana rumah, masyarakat, teman bermain, guru dan staf sekolah. Sedangkan faktor non sosial meliputu: jarak rumah, jarak sekolah, keadaan alam sekitarnya, dan lain –lain.[3]
Aspek lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan anggota keluarga lainnya. Hasil penelitian Colemen J. (2000) bahwa orang tua merupakan faktor paling berpengaruh terhadap perilaku sosial dan prestasi belajar anak serta status pekerjaan anak dikemudian hari. Kebiasaan yang diterapkan orang tua yang keliru mengelola keluarganya, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan belajar anak baik di rumah maupun di luar rumah. Hal ini dapat berakibat buruk bagi pencapaian prestasi belajar siswa. Ini berarti jika orang tua dapat mengelola keluarganya dengan baik dalam arti menciptakan komunikasi yang aktif pada kegiatan belajar anak , maka akan memperoleh hasil yang optimal. Prestasi belajar merupakan hasil dari sistem pendidikan., sehingga tingkat keberhasilannya ditentukan dan dipengaruhi oleh elemen – elemen dari sistem itu sendiri, seperti raw input (masukan mentah), instrental input (masukan instrumental, dan environmental input (masukan lingkungan).[4] Dan masing – masing masukan saling mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Mengingat pentingnya komunikasi orang tua dalam keluarga, khususnya komunikasi dalam mendidik anak. Masih banyak orang tua yang masih kurang memperhatikan masalah komunikasi dalam mendidik anak – anaknya. Maka penulis dalam hal ini melihat bahwa Mts. “Nurul Mujtahidin” itu mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan siswa – siswinya. Hal ini bisa dilihat dari musyawarah – musyawarah yang diadakan dari pihak sekolah dengan orang tuan wali murid yang membahas tentang pentingnya komunikasi orang tua untuk ikut serta dalam mendidik anaknya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana efektifitas komunikasi orang tua terhadap anaknya?
2.      Bagaimana prestasi belajar siswa – siswi kelas X Multimedia SMKN 1 Ponorogo tahun ajaran 2012/2013?
3.      Adakah pengaruh positif antara efektifitas komunikasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa – siswi kelas X Multimedia SMKN 1 Ponorogo tahun ajaran 2012/2013?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui efektifitas komunikasi orang tua terhadap anaknya.
2.      Untuk mengetahui prestasi belajar siswa – siswi kelas X Multimedia SMKN 1 Ponorogo tahun ajaran 2012/2013
3.      Untuk mengetahui adakah pengaruh positif antara efektifitas komunikasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa – siswi kelas X Multimedia SMKN 1 Ponorogo tahun ajaran 2012/2013.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam pemecahan masalah pendidikan mengenai pentingnya komunikasi orang tua terhadap hasil prestasi belajar siswa – siswi yang nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pemerhati pendidikan.
2.      Manfaat secara empirik
a.       Bagi lembaga sekolah bersangkutan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki dan mengembangkan prestasi belajar siswa – siswi kelas X SMKN 1 Ponorogo tahun ajaran 2012/2013 dengan menitik beratkan pada peranan komunikasi orang tua.
b.      Bagi guru
Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan teori dan khasanah keilmuan, khususnya ilmu komunikasi dan aplikasinya di dalam berbagai aktivitas dan dimensi pendidikan.
c.       Bagi orang tua
Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi para orang tua siswa untuk memperbaiki, meningkatkan intensitas komunikasinya dengan putra – putri mereka yang akan mendorong peningkatan prestasi belajar siswa yang bersangkutan.
d.      Bagi peneliti
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menjadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut.















BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Komunikasi
1.      Pengertian Komunikasi
Secara esensial komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang (komunikator) yang dapat memberi pengaruh terhadap orang yang terlibat di dalamnya atau penerima pesan (komunikan), baik menggunakan bahasa verbal maupun non verbal. Kesuksesan komunikasi terletak pada saling pengertian antara pihak pengirim (komunikator).
2.      Komponen dalam Proses Komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Komponen – komponen tersebut antara lain:
a.       Sumber (komunikator)
Sumber (komunikator) bisa disebut sebagai pengirim pesan.
b.      Pesan (message)
Pesan (message) adalah isi pesan.
c.       Saluran (channel)
Saluran adalah sesuatu yang menjadi medium atau alat dalam pengiriman atau penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan.
d.      Penerima Pesan (komunikan)
Penerima pesan (komunikan) adalah seseorang atau kelompok orang yang menjadi objek penerima pesan/
e.       Efek atau Hasil



B.     Orang Tua
1.      Pengertian Orang Tua
Mengenai pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan orang tua adalah “ayah dan ibu”. (Poerwadarmita1987:688).
Banyak dari para ahli yang mngemukakan pendapatnya tentang orang tua yaitu menurut Miami yang dikutip oleh Kartini Kartono, dikemukakan “orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak – anak yang dilahirkannya.” (Kartono 1982 : 27).
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat diperolaeh pengertian bahwa orangtua memiliki tanggung jwawb dalam membentuk serta membina anak – anaknya dari segi psikologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mendidik anak – anaknya menjadi generasi – generasi yang sesuai dengan tujuan hidup manusia.
2.      Tugas dan Peran Orang Tua
Adapun tugas dan peran orang tua dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Melahirkan, (2) Mengasuh, (3) Membesarkan, (4) Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma – norma dan nilai – nilai yang berlaku. Disamping itu juga harus mengembangkan potensi diri pada anak, memberi teladan dan mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kaih sayang.anak – anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan masing – masing adalah  karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana firman Allah.SWT. dalam Al Quran surat Al-Kahfi ayat 46.
Artinya : “Harta dan anak – anak adalah perhiassan kehidupan dunia, tetapi amanah – amanah yang kekal lagi sholeh adalah baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al Kahfi : 46).
Ayat diatas paling tidak mengandung pengertian. Pertama, mencintai harta dan anak merupakan fitrah manusia, karena keduanya perhiasan dunia yang dianugerahkan Sang Pencipta. Kedua, hanya harta dan anak sholeh yang dapat dipetik manfaatntya. Anak harus dididik menjadi anak yang sholeh (dalam pengertian anfa’uhum linnas) yang bermanfaat bagi ssesamanya.
Salah satu tugas dan peran orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak – anaknya. Sebab, orang tua memberi hidup anak, maka mereka mempunyai kewajibanyang teramat penting untuk mendidik anak mereka. Jadi, tugas orang tua tidak hanya sekedar perantara makhluk baru dengan kelahiran , tetapi juga memelihara dan mendidiknya, agar dapat melaksanakan pendidikan terhadap anaknya, maka diperlunya beberapa pengetahuan tentang pendiddikan.
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat memberikan suatu kesimpulan bahwa orang tua harus memperhatikan lingkungan keluarga , sehingga dapat menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, serasi, serta lingkungan yang sesuai dengan keadaan anak. Komunikasi yang dibangun oleh orang tua adalah komunikasi yang baik karena akan berpengaruh terhadap kepribadian anaknya dan prestasi belajarnya di sekolah.
3.      Kewajiban Orang Tua Terhadap Anaknya
Orang tua harus dapat meningkatkan kualitas anaknya dengan menanamkan nilai – nilai yang baik dan akhlak yang mulia disertai dengan ilmu pengetahuan agar dapat tumbuh manusia yang mengetahui kewajiban dan hak – haknya serta dapat membantu anak untuk proses belajarnya.
Nasikh Ulwan dalam bukunya “Tarbiyah Al-Aulad Fi Al-Islam”, sebagaimana dikutip oleh Heri Noer Aly , merincikan bidang – bidang pendidikan anak sebagai berikut:
1.      Pendidikan keimanan, antara lain menanamkan tauhid kepada Allah dan kecintaannya kepada rasulNya.
2.      Pendidikan akhlak, antara lain dapat dilakukan dengan menanamkan dan membiasakan kepada anak –anak sifat terpuji dan menghindarkan dari sifat tercela.
3.      Pendidikan intelektual, anatara lain dengan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak dan memberi kesempatan untuk mencapai tujuan pendidikan anak. (Aly, 1999 : 182).


C.    Prestasi Belajar
1.      Pengertian Prestassi Belajar
Pengertian tentang prestasi belajar. Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai Hasil evaluasi yang dilakukan guru. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 4), mengemukakan bahwa, prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu. Menurut Siti Partini (1980 : 49), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983 : 4) menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”.
2.      Cara Mengukur Hasil Prestasi Belajar
Cara yang digunakan untuk mengukur hasil prestasi belajar anak dapat dinilai dari angka rapor atau tes prestasi belajar baku . Kelemahan dari angka rapor ialah bahwa angka rapor berdasarkan hasil prestasi belajar hanya menunjukkan hasil yang sesaat. Jika kebetulan pada saat pengetean kondisi anak dalam keadaan kurang sehat, maka hal itu dapat mempengaruhi hasil tesnya. (Munandar, 1992).

3.      Faktor Yang Mempengaruhi Hasil dan Proses Belajar
Menurut Purwanto (1998) mengemukakan faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah faktor luar dan faktor dalam.
1)      Faktor dari luar
a.       Lingkungan (alam dan sosial)
b.      Instrumental (kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi dan manajemen)
2)      Faktor dari dalam
a.       Fisiologi (kondisi fisik dan kondisi panca indera)
b.      Psikologi ( bakat, minat, kecerdasan, motivasi , dan kemampuan kognitif).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran.

D.    Pengaruh Efektifitas Komunikasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Siswi Kelas X Multimedia SMKN 1 Ponorogo.
Lingkungan keluarga banyak dihubungkan dengan prestasi belajar anak. Karena itu, yang bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pendidikan seorang anak adalah orang tua, di samping lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Orang tua menjadi salahsatu kunci keberhasilan anak dalam belajar, sehingga orang tua perlu menciptakan komunikasi yang intens dengan anaknya dalam proses belajarnya. Orang tua harus menjadikan rumah sebagai wadah untuk berkomunikasi secara intens dengan ankanya yang berhubungan dengan kegiatan belajar anak di rumah dan di luar rumah serta pemenuhan kebutuhan belajar anak. Selain itu manfaat dari komunikasi yang baik dapat membantu meningkatkan mutu sekolah.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN



A.    Sumber Data
Hasil penemuan penelitian terdahulu yang digunakan yaitu dengan sumber data sekunder yang mengambil contoh skripsi dari Mungin Pribadi dengan judul “Pengaruh Komunikasi Orang Tua Yang Efektif  Terhadap Prestasi Belajar aqidah akhlak siswa – siswi kelas VII Mts Nurul Mujtahidin tahun ajaran 2000/2001. Ada pengaruh positif antara komunikasi orang tua terhadap prestasi belajar aqidah akhlak siswa siswi aqidah akhlak kelas VII Mts Nurul Mujtahidin tahun ajaran 2000/2001. Berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

B.     Variabel Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah terdiri dari 2 variabel yaitu 1 varibel independent dan 1 variabel dependent. Variabel independent ialah komunikasi orang tua. Sedangkan variabel dependent ialah prestasi belajar.
       X
    Y
 



Keterangan :
X =  Efektifitas Komunikasi Orang Tua
Y =  Prestasi Belajar

C.    Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah ada pengaruhnya antara komunikasi orang tua dengan prestasi belajar siswa siswi. Sehingga menggunakan rumus regresi linier sederhana. Langkah – langkahnya sebagai berikut:

1.      Merumuskan / Mengidentifikasi variabel, yaitu variabel dependent dan variabel dependent.
2.      Mengestimasi / menaksir model.
a.       Membuat tabel perhitungan (X), (Y),(X2),(Y2), dan (XY)
b.      Menghitung nilai  dan
c.       Mencari nilai b1 terlebih dahulu, dengan menggunakan nilai (XY), (X2), dan  yang sudah dihitung sebelumnya.
d.      Mencari b0
e.       Mendapatkan model / persamaan regresi linier sederhana
3.      Pengujian signifikansi model.
Membuat tabel anova dan menghitung nilai – nilai yang ada di dalam tabel anova (analysis of variance).
·         Menghitung nilai SSR dengan nilai b1, b0, (XY), dan (Y) yang sudah dihitung sebelumnya.
·         menghitung nilai SSE dengan nilai b1, b0, (XY), (Y), dan (Y2) yang sudah dihitung sebelumnya.
·         menghitung nilai MSR dengan nilai SSR yang sudah didapatkan.
·         Menghitung nilai MSE dengan nilai SSE yang sudah didapatkan.
4.         Menginterpretasi parameter model.
5.         Pemeriksaan asumsi residual / error.
Besarnya pengaruh variabel efektifitas komunikasi orang tua terhadap prestasi belajar.


[1] M. Idrus abustam, Peranan Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas Sekola, “Makalah untuk Pentaloka Sekolah dan Orang tua Siswa” (Ujungpandang: University Press Ujungpandang, 1996), 5
[2] William J. Goode, Sosiologi Keluarga, terj. (Jakarta: Bina Aksara, 1983), 122
[3] Subroto Suryo, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 249
[4] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan (Suatu Pendidikan Baru) (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995) 167

No comments:

Post a Comment